HYGIENE
DAN SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN
Oleh: Djoko Sutopo
Makanan yang
sehat tidak hanya makanan yang mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan cukup
tetapi juga makanan yang tidak menjadi penyebab menularnya berbagai penyakit
infeksi. Secara kimiawi makanan merupakan senyawa organic yang dapat menjadi
media pertumbuhan mikroba, termasuk mikroba pathogen, terutama jika kebersihan
baik bahan makanan, peralatan pengolahan/distribusi/penyimpanan/penyajian,
serta individu-individu yang menangani makanan. Untuk menjaga agar makanan
tidak menjadi menia penyebaran penyakit (foodborn disease), harus dilakukan
program hygiene dan sanitasi di semua titik-titik yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi oleh mikroorganisme pathogen terhadap makanan.
PENGERTIAN
Hygiene
Kata “hygiene”
berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga
kesehatan. Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu
Hygea (Dewi pencegah penyakit). Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek
yaitu: pertama menyangkut individu (personal hygiene) dan yang kedua menyangkut
lingkungan (environment). Hygiene is a concept related to medicine as well as
to personal and professional care practices related to most aspects of living
although it is most often associated with cleanliness and preventative
measures.
Dalam industri
makanan/catering, penerapan standar hgiene yang tinggi perlu dilakukan dalam
mengolah makanan agar mampu memproduksi makanan yang aman untuk dikonsumsi.
Aman artinya bebas dari hal-hal yang membahayakan, merugikan dan bebas dari
kerusakan.
Pengertian higiene menurut
Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan,
cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang
rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi
Yang dimaksud
dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan
hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar
tetap sehat.
Sanitasi makanan adalah salah
satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan
makanan dan minuman dari segala bahaya yang
dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai
pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan
kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan
pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan
makanan.
PRINSIP-PRINSIP
HYGIENE SANITASI
Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus
di perhatikan yaitu:
1. Keadaan bahan makanan
Semua jeis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau
rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Baham
makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan
perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang
begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah
menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas
(liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
2.
Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh
masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan
penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat bahan
makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat
terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan adalah
sebagai berikut:
- Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan
memenuhi syarat
- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari
lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada
suhu yang dingin.
3. Proses
pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian, yaitu:
a. Tempat pengolahan makanan
Tempat
pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan
ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses
pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus
selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan
sanitasi.
b. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah
makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan
dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,
pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan,
peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini
mempunyai peluang untuk menularkan penyakit.
Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus
ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens,
Streptococcus, Salmonella dapat
ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu
dalam keadan sehat dan terampil.
c. Cara pengolahan makanan
Cara
pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan
sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau
prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good
manufacturing practice).
4.
Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari
tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian
agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah
yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan
untuk waktu yang lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap
dingi 4 C.
5.
Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat
penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin.
Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C.
Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.
6.
Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan
tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik
dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga
kesehatan dan kebersihan pakaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar